Masker Sekali Pakai Termasuk Limbah COVID-19

 



https://static01.nyt.com/images/2020/07/26/multimedia/00xp-virus-masks-trash-pix2/00xp-virus-masks-trash-pix2-videoSixteenByNineJumbo1600.jpg

Selama masa pandemi COVID-19, masyarakat selalu memakai masker ketika sedang melakukan aktivitas di luar rumah. Akan tetapi hanya sedikit dari mereka yang memahami cara pembuangan limbah masker dan bagaimana penanggulangannya. Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan masker baik masyarakat yang sakit maupun yang sehat. Masker medis yang dipakai memiliki 3-4 lapisan berbentuk persegi Panjang dengan setiap lapisannya terbuat dari bahan yang berbeda dan mempunyai fngsi yang berbeda.

Green Criminology adalah cara pandang terhadap kejahatan yang berfokus kepada isu lingkungan. Green Criminology mempunyai hubungan dengan membuang limbah masker sembarangan karena dapat dikatakan sebagai tintak kejahatan terhadap lingkungan yang berdampak dapat mencemari lingkungan. Cara mengelola limbah medis dapat dilakukan dengan memilah limbah medis sesuai dengan karakteristik limbah seperti radioaktif, infeksius, volume, dan bahan kimianya. Limbah yang telah terkumpul harus diproses terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat limbah domestic.

Adapun upaya untuk mengelola limbah masker sebelum diangkut oleh pengolah limbah B3 :

1.     Potong-potong masker

Masker dipotong-potong menjadi kecil dan dirusak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar meminimalisir penyalahgunaan seperti dijual kembali. Akan tetapi masyarakat yang tidak berkepentingan di rumah sakit, dihimbau menggunakan masker berbahan kain agar masker dapat dipakai kembali dengan cara dicuci.

2.     Plasma gasifikasi dan vitrifikasi

Proses ini memiliki sisa pengolahan berupa sintesis gas seperti karbon monoksida dan hydrogen serta kerak logam yang tidak berbahaya. Pengolahan ini memiliki manfaat syngas berupa fuel gas yangmemiliki kalori tinggi sehingga panasnya dapat digunakan untuk menggerakkan gas turbin atau steam turbin pada pembangkit listrik dan proses destilasi air laut.

Kerak logam yang dihasilkan terdiri dari logam dan glassy material yang mengkristal yang dapat dipisahkan dengan mencampurkan air. Pada proses ini logam dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku material.

 

 Daftar Pustaka :

Axmalia, Astry, and Rendi Ariyanto Sinanto. "Pengelolaan limbah infeksius rumah tangga pada masa pandemi Covid-19." Jurnal Kesehatan Komunitas 7.1 (2021): 70-76.

Fitria, Hanin, Tita Latifah Ahmad, and Syaiful Umam Rizaq. "Pemanfaatan Masker Limbah COVID-19 Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Lingkungan." Metode: Jurnal Teknik Industri 8.1 (2022): 41-50.

Pratama, Adhitya, et al. "Limbah Masker di Era Pandemi: Kejahatan Meningkat atau Menurun?." Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan 10.1 (2021): 51-58.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebakaran Hutan Untuk Perluasan Tanah?